Hal-hal Unik dalam Pernikahan Megah di Dhaup Ageng Pura Pakualaman

Pasangan pengantin disertai dengan pasrah sanggan, kěmbar mayang, balangan gantal, ngranupada, měcah tigan, dan sungkěman.

Busana panggih pengantin adalah dodot atau kampuh batik motif Indra Widagda Wariga Adi.

Motif ini dipadukan dengan motif Sěmen Kidang, melambangkan harapan agar ajaran dari orang tua dan sesepuh menjadi pegangan hidup.

Raja-Raja Nusantara Hadir dalam Dhaup Ageng

Acara Dhaup Ageng Pakualaman dihadiri oleh berbagai tamu terhormat, termasuk 32 raja-raja dari berbagai daerah di Nusantara.

Para raja tampil mengenakan pakaian adat dari daerah masing-masing, menciptakan pemandangan yang anggun dan multikultural.

Selain ijab kabul, pernikahan ini melibatkan rangkaian acara selama dua hari, yakni 10 dan 11 Januari 2024.

Berbagai adat kerajaan seperti buncalan, pasang tarub, siraman, tantingan, hingga midodareni telah berlangsung sejak 7 Januari 2024.

Penutupan Jalan demi Kelancaran Acara

Untuk kelancaran acara, sejumlah ruas jalan di sekitar Pura Pakualaman ditutup dan rekayasa lalu lintas diberlakukan.

Penutupan jalan berlangsung pada 10 Januari 2024 pukul 10.00 – 14.00 WIB dan 11 Januari 2024 pukul 17.00 – 22.00 WIB.

Pemerintah Daerah DIY menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin dialami oleh masyarakat sekitar akibat penutupan jalan selama acara Dhaup Ageng Pakualaman tersebut.

Perhelatan ini menunjukkan kebesaran dan tradisi kerajaan yang tetap dijaga hingga saat ini.****

Ima Rahma Mutia