Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS Pasca Rilis Notulen FOMC

HARIANE SEMARANG – Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis diperkirakan setelah rilis notulen rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang mengindikasikan kebijakan suku bunga Amerika Serikat tidak akan dipangkas secara signifikan.

Pada awal perdagangan, rupiah tercatat turun 30 poin atau 0,20 persen menjadi Rp15.660 per dolar AS, dibandingkan dengan Rp15.630 sebelumnya.

Analis mata uang, Lukman Leong, menjelaskan bahwa ekspektasi terhadap kebijakan suku bunga yang ketat di AS telah membuat dolar menguat. Selain itu, investor juga menanti rilis data inflasi AS yang dijadwalkan malam ini.

Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp15.600 hingga Rp15.725 per dolar AS. Tren pelemahan rupiah juga terlihat pada penutupan sebelumnya, di mana nilai tukar di pasar spot ditutup di level Rp15.687, mengalami penurunan 1,29 persen dibandingkan penutupan sebelumnya.

Di sisi lain, cadangan devisa Indonesia yang dilaporkan turun menjadi US$149,3 miliar pada akhir September 2024, juga menjadi sentimen negatif bagi rupiah. Penurunan ini diakibatkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah, menurut data dari Bank Indonesia.

Pergerakan rupiah juga terpengaruh oleh ketidakpastian global, termasuk meningkatnya perburuan aset safe haven akibat ketegangan politik di Timur Tengah.

Analis Ibrahim Assuaibi dari PT Laba Forexindo Berjangka memperkirakan rupiah akan ditutup di kisaran Rp15.670 hingga Rp15.780 per dolar AS pada hari ini.

Kondisi ini mencerminkan dampak dari data ketenagakerjaan AS yang baik dan ketegangan geopolitik yang semakin meningkat, yang membuat pasar memperkirakan pengetatan lebih lanjut dalam kebijakan moneter global.****

wildan