Mobil Diesel Lebih Baik daripada Beli Mobil Listrik, Rowan Atkinson Merasa Ditipu

Rowan mengungkapkan, jika dilihat lebih dekat, pembuatan mobil listrik justru menyumbang gas emisi 70% lebih tinggi daripada pembuatan mobil diesel atau berbahan bakar bensin. Hal itu dikarenakan pembuatan baterai listrik lithium-ion pada mobil listrik.

Banyak Material langka yang diperlukan. Bahkan di Indonesia sendiri nikel menjadi salah satu matrial yang hampir memasuki masa kritis sekarang menurut kementrian ESDM.

Menurut Rowan, pembuatan mobil listrik adalah keputusan yang salah untuk memimpin perjuagan melawan krisis iklim.

Pemeran Mr. Bean tersebut menjelaskan masih banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menemukan sesuatu yang lebih baik. Namun, alternatif lain masih dalam proses, salah satu contohnya bahan bakar hidrogen yang sedang dikembangkan oleh Toyota.

“Hidrogen muncul sebagai bahan bakar alternatif yang menarik, meskipun kita lambat dalam mengembangkan cara pembuatannya yang benar-benar ‘hijau’,” ungkap Rowan pada teks opininya yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia.

Sistem yang seperti itu, dinilai lebih ringan setengah dari baterai lithium-ion yang setara dan mobil dapat mengisi bahan bakar dengan hidrogen di stasiun pengisian secepat dengan pengisian BBM. Tidak perlu menunggu berjam-jam seperti mengecas baterai mobil listrik.

Bahkan, Rowan menambahkan, perusahaan mobil jerman Porsche sedang mengembangkan bahan bakar di Chili menggunakan angin untuk menggerakan proses yang bahan utamanya adalah air dan karbon dioksida. Dengan lebih banyak pengembagan, hal itu harus dapat digunakan di semua mobil bermesin bensin, menjadikan penggunanya hampir netral CO2.

Kontributor 5