Etika Bermedia Sosial Ketika Bencana yang Wajib Diketahui, Jangan Asal-asalan!

4.      Kroscek kebenaran berita atau informasi yang didapat

Etika bermedia sosial ketika bencana

Bukan hanya bermedia sosial dalam kehidupan sehari-hari aja, etika bermedia sosial juga harus diterapkan ketika terjadi bencana.

Hal tersebut dilakukan guna meminimalisir kesalahpahaman yang kerap terjadi ketika sebuah berita diberitakan.

Berikut ini etika bermedia sosial ketika terjadi bencana menurut Center for Digital Society (CFDS) Universitas Gadjah Mada:

1. Minim konten kesedihan

Jangan terburu-buru untuk menyebarkan konten yang menunjukkan emosi, apalagi mendramatisir.

Karena membuat konten yang sifatnya membangun kesedihan yang dilakukan secara masif justru dapat menyebabkan trauma berkepanjangan, khususnya bagi korban dan keluarganya.

Jika ingin mengunggah berita, pilihlah konten yang bersifat menjelaskan keadaan dari tragedi secara general, bukan spesifik pada emosi kesedihan.

2. Jangan eksploitasi korban dan keluarga korban

Seringkali banyak dari media-media memperlihatkan foto-foto jenazah atau korban luka-luka dari bencana.

Bukan hanya itu saja, media juga seringkali menghujani keluarga korban dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membuat merasa lebih buruk.

Maka, hindari menyebarkan konten-konten yang mengeksploitasi korban maupun keluarganya. Apalagi berspekulasi mengenai perasaan dan firasat yang dialami oleh korban.

3. Tayangkan keberhasilan tim penyelamat dan berita positif

Akan lebih baik untuk lebih banyak memberitakan proses tim penyelamat dan berita keberhasilan mereka ketika menghadapi bencana.

Admin