Etika Bermedia Sosial Ketika Bencana yang Wajib Diketahui, Jangan Asal-asalan!

HARIANE SEMARANG – Etika bermedia sosial ketika bencana tentu harus digencarkan akhir-akhir ini.

Hal ini disebabkan ketika terjadi bencana banyak orang yang belum paham seperti apa etika bermedia sosial yang baik dan benar.

Pemberitaan mengenai bencana terutama yang menimbulkan banyak korban acapkali diwarnai dengan respon yang buruk dari warganet. Oleh karena itu penting sekali memahami etika bermedia sosial pada korban bencana.

Cukup disayangkan ketika bencana terjadi, banyak sekali konten-konten yang bersifat tidak etis yang beredar di media sosial.

Seperti halnya menyebarkan foto-foto korban, mendramatisir kesedihan korban, menyebarkan berita misinformasi, hingga mengemukakan pemikiran analisis yang sifatnya spekulatif.

Lalu, apa yang harus dilakukan ketika hendak memposting mengenai tragedi atau bencana? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Etika bermedia sosial

Melansir dari Jurnal Moral Kemasyarakatan, etika ialah sebuah bentuk sopan santun yang dilakukan antar sesama manusia.

Dalam bermedia sosial tentu setiap orang membutuhkan etika untuk memunculkan rasa tanggung jawab dan bijaksana atas hal-hal yang ia lakukan saat bermedia sosial.

Seperti halnya yang dijelaskan dalam laman resmi Pemerintah Kabupaten Bogor terkait etika bermedia sosial tentu harus selalu diterapkan.

Menurut UU No 19 Tahun 2016, ada pasal-pasal etika dalam bermedia sosial, diantaranya:

1.      Menggunakan bahasa yang baik

2.      Jangan mengumbar informasi pribadi

3.      Hindari penyebaran SARA

Admin