Fenomena Diderot Effect, Lengkap dengan 7 Cara Mengatasi Kecanduannya

HARIANE SEMARANG – Fenomena diderot effect mungkin masih terdengar asing di telinga khalayak umum.

Namun sebenarnya fenomena diderot effect bukanlah fenomena yang baru-baru terjadi belakangan ini.

Bahkan, mungkin hampir setiap orang pernah mengalami fenomena diderot effect ini.

Pada dasarnya manusia memiliki banyak keinginan yang ingin dipenuhi. Lalu, tanpa sadar membeli barang-barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan namun dilakukan secara berulang-ulang.

Hal tersebut menjadi sebuah kebiasaan yang disebut dengan diderot effect.

Lantas, bagaimana cara menyikapi fenomena diderot effect?

Melansir dari laman James Clear berjudul Why We Want Things We Don’t Need, sebenarnya fenomena ini sudah ada sejak abad ke-18.

Fenomena ini diambil dari nama seorang filsuf dari Perancis yakni Denis Diderot.

Denis Diderot menyadari fenomena tersebut dari pengalamannya sendiri dan kebiasaan hidup bangsawan di masa itu.

Melalui esainya yang berjudul Regret for my Old Dressing Gown, or A warning to those have more taste than fortune, dirinya menceritakan terkait tindakan konsumtif yang lakukannya.

Denis menjelaskan bahwa dirinya pernah hidup sangat miskin.

Pada suatu waktu, masalah keuangan Denis didengar oleh Catherine seorang Ratu dari Rusia yang ingin membantunya dengan membeli perpustakaannya seharga £1000 euro.

Setelah akhirnya mendapatkan sejumlah uang, dirinya juga menerima sebuah mantel sutra berwarna merah tua yang baru dan mewah.

Menyadari keindahan mantel tersebut yang dirasa tidak cocok dengan barang-barang kusam yang dirinya miliki.

Admin