Dampak Good Girl Syndrome dan 4 Cara Mengatasinya: Ketika Berbuat Baik Justru Membuat Tidak Bahagia

HARIANE SEMARANG – Dampak good girl syndrome menjadi hal yang disoroti akhir-akhir ini.

Tanpa disadari dampak good girl syndrome semakin dirasakan oleh perempuan khususnya di Indonesia yang masih kental dengan nilai, norma, dan budayanya.

Dampak good girl syndrome, seseorang yang mengalaminya cenderung memiliki ketakutan untuk berkata tidak dalam lingkungannya.

Dampak Good Girl Syndrome Cukup Rumit

Melansir dari laman Marks Psychiatry, benih-benih good girl syndrome sebenarnya sudah ada sejak masa kanak-kanak.

Namun terkadang tanpa disadari, beberapa perempuan tumbuh dalam pola asuh di mana orang tua menuntut anaknya untuk tetap sesuai dengan apa yang diinginkan.

Seperti halnya perempuan dituntut harus penurut, penuh kasih sayang, ceria, lembut.

Sedangkan laki-laki dituntut untuk tegas, tahan banting, tidak cengeng, maupun mandiri.

Lalu beranjak dewasa, sikap baik perempuan harus mampu diaplikasikan dengan cara menyenangkan orang-orang yang ada disekitarnya.

Sebenarnya bersikap baik bukanlah sebuah kesalahan.

Tapi dalam problematikanya ialah ketika bersikap baik namun tidak didasarkan oleh kesadaran penuh dari perempuan itu sendiri.

Seperti yang dijelaskan dalam laman Jurnal Perempuan, perempuan terpaksa melakukan hal itu karena terbentuk oleh norma, standar, dan juga pola asuh yang membentuknya.

Lalu, bagaimana dampak good girl syndrome?

Good girl syndrome sendiri merupakan sebuah sikap ketika seorang perempuan memaksa dirinya sendiri untuk selalu bersikap baik dan menyenangkan orang lain.

Admin