Dampak Marital Rape, Bukti Pemerkosaan Dapat Terjadi dalam Rumah Tangga

Berdasarkan Catatan Tahunan Kekerasan Terhadap Perempuan Tahun 2020 yang dikeluarkan oleh KOMNAS Perempuan disebutkan bahwasanya marital rape masih sering terjadi.

Tercatat pula beberapa korban tidak berani mengadukan diri sebagai korban pemerkosaan dari suaminya.

Dalam konteks masyarakat yang ada saat ini, perempuan tidak boleh menolak hubungan seksual yang diminta suaminya.

Dampak marital rape bagi korban

Terus menerus bertahan dari kekerasan seksual tentu dapat berdampak bagi korban yang mengalaminya.

Juga secara umum, marital rape dapat mempengaruhi cara seseorang dalam memandang seks, cinta, dan juga sebuah hubungan.

Biasanya istri yang dipaksa untuk melakukan hubungan seksual yang sebenarnya tidak menginginkan hal itu, tetapi dikarenakan adanya paksaan mau tidak mau istri melakukan hubungan seksual tersebut sehingga memberikan dampak negatif bagi korban.

Tidak jarang korban yang mengalami marital rape berdampak pada kesehatan mentalnya.

Adanya paksaan ini korban marital rape kerap kali mengalami depresi, kecemasan, maupun gangguan stres pasca-trauma.

Melansir dari laman PsychCentral, terkadang orang yang mengalami marital rape cenderung merasa kesepian dalam hubungan yang tengah dijalani.

Oleh karena itu segera mencari bantuan ketika mulai merasakan ketidaknyamanan dari perilaku tersebut.

Setiap perasaan yang dirasakan valid dan tentu segalanya bisa menjadi lebih baik.

Sangat disarankan untuk mencari bantuan dan dukungan dari tenaga profesional untuk membantu dalam memproses emosi dan membuat perencanaan untuk merasa lebih baik.

Admin