Mengenal Ebeg Banyumasan Bojanegara, Kesenian Unik Masyarakat yang Hampir Tersapu Pandemi Covid-19

Kecamatan ini merupakan kecamatan yang dilewati oleh jalan koridor penghubung Kota Purbalingga dengan Kota Purwokerto. Aksesibilitas yang mudah tentunya memberikan semakin terbangunnya segala fasilitas yang ada di kecamatan ini.

Lokasi Kecamatan Padamara ini dapat pula dikatakan sebagai hiterland dari Kota Purbalingga dan masih terpengaruh dari hinterland Kota Purwokerto yaitu Kecamatan Kembaran yang berada di bagian barat Kecamatan Padamara.

Keberadaan Kecamatan Padamara yang strategis ini tentunya memberikan perkembangan fasilitas sosial ekonomi yang berbeda di tiap desanya.

Hal ini berpengaruh juga pada perkembangan kesenian di daerah tersebut. Salah satunya Ebeg yang mencuat ke permukaan.

Keunikan Ebeg Banyumasan Bojanegara

Proses setelah wuru
Proses setelah wuru. (Foto: Youtube/DEFA PRODUCTION VIDEOGRAPHY)

Berdasarkan riset Kemendikbud, diperkirakan kesenian Ebeg ini sudah ada sejak zaman purba tepatnya ketika manusia mulai menganut aliran kepercayaan animisme dan dinamisme.

Salah satu bukti yang menguatkan Ebeg dalam jajaran kesenian tua adalah adanya bentuk-bentuk in trance (kesurupan) atau wuru.

Bentuk-bentuk seperti ini merupakan ciri dari kesenian yang terlahir pada zaman animisme dan dinamisme.

Selain itu Ebeg dianggap sebagai seni budaya yang benar-benar asli dari Jawa Banyumasan mengingat didalamnya sama sekali tidak ada pengaruh dari budaya lain.

Berbeda dengan Wayang yang merupakan apresiasi budaya Hindu India dengan berbagai tokoh-tokohnya. Ebeg sama sekali tidak menceritakan tokoh tertentu dan tidak terpengaruhi agama tertentu, baik Hindu maupun Islam.

Rizky Riawan