Mengenal Ebeg Banyumasan Bojanegara, Kesenian Unik Masyarakat yang Hampir Tersapu Pandemi Covid-19

Bahkan dalam lagu-lagunya justru banyak menceritakan tentang kehidupan masyarakat tradisional, terkadang berisi pantun, wejangan hidup dan menceritakan tentang kesenian Ebeg itu sendiri.

Lagu yang dinyanyikan dalam pertunjukan Ebeg hampir keseluruhan menggunakan bahasa Jawa Banyumasan atau biasa disebut Ngapak lengkap dengan logat khasnya.

Jarang ada lagu Ebeg yang menggunakan lirik bahasa Jawa Mataraman dan bahasa selain Banyumasan. Beberapa contoh lagu-lagu dalam Ebeg yang sering dinyanyikan adalah Sekar Gadung, Eling-Eling, Ricik-Ricik Banyumasan, Tole-Tole, Waru Doyong, Ana Maning Modele Wong Purbalingga dan lain-lain.

Dengan beragamnya khazanah kesenian di Purbalingga, membuat Ebeg menjadi salah satu wajah yang memperbarui hal tersebut dengan peran pemerintah, tentu saja akan membuat Ebeg menjadi salah satu yang terbaik.

Meskipun peralatan seperti jaran atau kuda buatan dari anyaman bambu dan produksi pentas yang agak mahal menjadi kendala.

Selama tidak kehilangan tajinya sebagai salah satu kesenian yang digemari, rasanya akan sulit menggeser Ebeg Banyumasan Bojanegara dari kesenian modern atau budaya luar lain yang mulai menjamur di Indonesia.****

Rizky Riawan