Tradisi Weh-wehan di Kendal: Identitas Lokal yang Miliki Nilai Historis dan Religi

HARIANESEMARANG –  Kaliwungu adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Kendal yang terkenal dengan tradisi Weh-wehan.

Kaliwungu terletak di daerah pesisir utara pulau Jawa.  Daerah pesisir merupakan daerah yang kental akan keagamaannya.

Dikenal sebagai Kota Santri, Kaliwungu memiliki beberapa tradisi seperti upacara tradisional syawalan, keberadaan tradisi weh-wehan dalam memeringati bulan maulid Nabi Muhammad SAW, serta berdirinya pondok pesantren dan madrasah berbasis NU yang tersebar di wilayah kecamatan Kaliwungu.

Salah satu tradisi yang unik dan masih dilestarikan adalah weh-wehan. Weh-wehan berasal dari bahasa jawa “weh”.

Dalam kamus Bahasa Jawa “weh” artinya memberi sedekah atau memberi hadiah. Weh-wehan artinya memberikan sedekah atau hadiah kepada orang lain.

Weh-wehan berasal dari bahasa Jawa “mewehi” yang artinya “memberi”. Weh-wehan berarti saling memberi satu dengan yang lain.

Representasi dari weh-wehan yaitu masyarakat pesisir yang religius untuk menjaga tali silaturahmi dengan baik.

Makna tradisi weh-wehan bagi masyarakat Kaliwungu yaitu menumbuhkan kebersamaan dan menanamkan cinta kasih serta mengajarkan keikhlasan dalam setiap perbuatan, selain itu tradisi weh-wehan sebagai wadah untuk berkarya dan berkreasi.

Tradisi Weh-wehan dan Segala Serahan

Jajanan khas Weh-wehan
Jajanan khas Weh-wehan. (Foto: Youtube/SMP NU 3 Kaliwungu)

Persiapan tradisi weh-wehan dilakukan oleh masing-masing keluarga di setiap desa.

Rizky Riawan