Kritik Sastra Feminis: Perempuan, Kekerasan, dan Rahasia Triyanto Triwikromo Di Balik Mati Setelah Mati

Mungkin Eka Kurniawan dengan Cantik itu Luka dapat menjadi sebuah patron, tetapi karya pendek atau cerpen masih sangat jarang untuk ditelusuri.

Apa itu Realisme Magis?

Tjahyadi (Realisme Magis: 2014) berpendapat bahwa realisme magis dikarakterisasi oleh 2 (dua) perspektif yang saling bertentangan,  yaitu: di satu sisi berbasis pada sebuah cara pandang rasional atas realitas, dan di sisi lain berbasis pada penerimaan pada hal-hal yang bersifat supranatural sebagai sebuah realitas yang prosaik.

Meskipun demikian, realisme magis berbeda dari fantasi murni. Hal ini dikarenakan realisme magis ditata dalam bentuknya yang normal, sebuah dunia modern dengan deskripsi otentik atas manusia dan masyarakat.

Secara tipikal, karya-karya realisme magis, senantiasa menghadirkan karakter-karakter yang hidup di dunia realitas keseharian dan karakter mimpinya sendiri.

Meskipun demikian, realisme magis juga dapat didefinisikan sebagai suatu keasyikan atau ketertarikan yang teramat sangat dalam memperlihatkan hal-hal yang biasa atau yang terjadi sehari-hari, menjadi sesuatu yang tidak sekedar biasa atau bahkan aneh.

Realisme magis memang akrab dalam cerita-cerita fiksi di Amerika Latin. Seperi Novelis Kuba, Alejo Carpentier, dalam novelnya The Kingdom of this World, bercerita tentang budak bernama François Mackandal.

Mackandal diceritakan punya kekuatan magis dalam perjuangannya melawan dominasi kolonial di Haiti.

Mackandal ditangkap oleh penguasa kolonial, tetapi sebelum dieksekusi di hadapan para budak, ia berubah menjadi kupu-kupu yang terbang bebas.  Hal inilah yang akhirnya memicu pemberontakan kaum budak di Haiti.

Rizky Riawan